Connect with us

Indonesia

Pemerintah Himbau Masyarakat Tetap Tenang dan Tidak Terprovokasi Isu ‘Indonesia Gelap Jilid 2’

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu terkait rencana aksi unjuk rasa bertajuk “Indonesia Gelap Jilid 2”. Narasi tersebut dinilai tidak mencerminkan kondisi faktual bangsa saat ini yang berada dalam situasi aman dan stabil.

Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menegaskan bahwa kebebasan berpendapat memang merupakan hak setiap warga negara, namun tetap harus disampaikan secara bertanggung jawab. Menurutnya, isu yang tidak didasari fakta dapat memicu keresahan publik dan menghambat upaya pembangunan nasional.

“Kebebasan berekspresi adalah bagian dari demokrasi yang kita junjung. Namun, mari kita gunakan hak tersebut dengan bijak, tanpa menyebarkan narasi yang tidak berdasar. Klaim tentang ‘Indonesia gelap’ jelas tidak sesuai dengan kondisi riil yang ada,” ujar Prasetyo.

Prasetyo juga mengajak masyarakat untuk bersatu dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan. Ia menegaskan bahwa keberhasilan bangsa memerlukan semangat kerja sama dan optimisme dari seluruh elemen masyarakat.

“Dengan persatuan dan gotong royong, kita mampu melewati semua rintangan. Indonesia adalah negara besar yang terus tumbuh dan berkembang,” tambahnya.

Selain itu, ia meminta masyarakat untuk memberi ruang kepada pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Menurut Prasetyo, pemerintahan saat ini sedang fokus pada upaya implementasi kebijakan strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kita perlu memberikan waktu dan kesempatan kepada pemerintah untuk bekerja secara optimal. Mereka baru saja memulai dan sedang berupaya mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa,” jelasnya.

Senada dengan itu, Wakil Ketua DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal, juga menyerukan agar masyarakat tidak mudah termakan provokasi yang dapat memecah belah persatuan. Ia menekankan pentingnya menyampaikan kritik secara konstruktif melalui jalur yang sesuai dengan konstitusi.

“Kritik sangat diperlukan dalam demokrasi, namun harus disampaikan dengan cara yang beretika dan tidak melanggar aturan. Narasi yang memecah belah justru akan merugikan kita semua,” ungkap Cucun.

Pemerintah berharap masyarakat dapat berpikir lebih kritis dan bijak dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar. Dengan semangat kebersamaan, bangsa Indonesia diyakini mampu menjaga stabilitas nasional dan melanjutkan pembangunan menuju masa depan yang lebih baik.###

4o

Advertisement

More in Indonesia